Surah 28: Al-Qasas (The Stories): Verses 62-88

71. Say (O Muhammad ): "Tell me! If Allah made night continuous for you till the Day of Resurrection, who is an ilah (a god) besides Allah who could bring you light? Will you not then hear?" 72. Say (O Muhammad ): "Tell me! If Allah made day continuous for you till the Day of Resurrection, who is an ilah (a god) besides Allah who could bring you night wherein you rest? Will you not then see?" 73. It is out of His Mercy that He has put for you night and day, that you may rest therein (i.e. during the night) and that you may seek of His Bounty (i.e. during the day), and in order that you may be grateful.

SERTAI KAMI KHATAM AL-QURAN DALAM TEMPOH 3 BULAN

SERTAI KAMI KHATAM AL-QURAN DALAM TEMPOH 3 BULAN!!!

Monday, August 31, 2009

YaNg AkAn DiLaLuI sEteLAh MATI


yg akan dilalui setelah mati

Sekadar nak kongsi info dr buku "Panduan Menghadapi MatI

Keadaan alam selepas mati bergantung kpd persiapan semasa hidup di dunia ini".
Kita dah biasa dengar kisah Rasulullah SAW yg disaat akhir kematiannya bertanyakan kpd Jibrail ttg umatnya. Nabi tersenyum bila Jibrail berkata yg umat Muhammad SAW akan dihisab dahulu dr umat Nabi lain. Dan kalimat akhir yg keluar dr mulut Nabi adalah "umatku, umatku,umatku"
Ini menunjukkan betapa sayangnya Rasulullah SAW dgn umat-​​umatnya.​​.​​.​​ bagaimana dgn kita? Adakah kita sayangkan Nabi Muhammad SAW?
Berikut beberapa kisah di alam akhirat... di mana Rasulullah SAW masih lagi utamakan dan sayangkan umatnya.
Suasana di Padang Masyhar
Setelah berada di PM begitu lama dgn segala kepayahan barulah manusia teringat nak minta tolong dgn Nabi Adam a.s supaya disegerakan perbicaraan. Selama 1000 tahun perjalanan, berjumpalah dgn Nabi Adam a.s tapi Nabi Adam a.s tak dapat membantu.
Kemudian mereka berjumpa pulan dgn Nabi Nuh a.s dgn perjalanan seribu tahun namun Nabi Nuh a.s pun tak mampu.
Mereka berjumpa pula dgn Nabi Ibrahim a.s dgn perjalanan seribu tahun namun Nabi Ibrahim a.s pun tak mampu
Mereka berjumpa Nabi Musa a.s dgn perjalanan seribu tahun namun Nabi Musa a.s pun tak mampu
Mereka berjumpa Nabi Isa a.s dgn perjalanan seribu tahun namun Nabi Isa a.s pun tak mampu. Nabi Isa a.s menyuruh mereka berjumpa dgn Nabi Muhammad SAW .
Lalu mereka berjumpa Nabi Muhammad SAW dgn perjalanan seribu tahun .Mereka berkata " Wahai NAbi Muhammad , engkau adalah Pesuruh ALLAH, penutup para nabi & rasul, berilah pertopongan kepada kami agar kami segera di hisab" Jawab Nabi Muhammad SAW, "Aku akan tolong kamu semua"
Rasulullah SAW pun bangun dan menuju ke Arasy. Kemudian baginda sujud kepada ALLAH YANG MAHA AGUNG dan GAGAH selama seminggu. ALLAH SWT pun berfirman:
"Ya Muhammad, angkatlah kepalamu dan mintalah apa yang engkau mahu minta. Aku akan kabulkan permintaanmu"
Rasulullah SAW menjawab :
"Wahai Tuhan, ini umatku, segerakan kiraan dan pengadilan ke atas hamba-hamba -MU yg telah sekian lama tertahan di Padang Mahsyar dalam keaddan terhina & terseksa sekali"
Titian Sirat
Setelah selesai menjalani perbicaraan mereka menuju ke Titian yg terentang di atas Neraka Jahannam. Keadaan Titian itu lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari mata pedang.
Tidak ada sorang pun terlepas drp melintasi Titian itu. Panjang Titian itu sejauh perjalanan 3000tahun, 1000 thn naik keatas, 1000 thn mendatar dan 1000 thn menurun. (1 thn di akhirat =365 ribu tahn di dunia)
Mereka yg lalu diatasnya berada dlm keadaan senyap sunyi kerana terlalu bimbang dan cemas. Hanya Rasullullah SAW yg mengucapkan kalimah :
"Ya ALLAH, selamatkanlah umatku, selamatkanlah umatku, selamatkanlah umatku"
Tingkatan Neraka
Neraka ada 7 tingkat iaitu neraka hawiah, neraka jahim, neraka saqar, neraka ladza, neraka hutamah , neraka sa'ir & neraka jahanam. Neraka Jahanam adalah neraka yg teratas sekali, untuk umat Muhammad SAW yg sombong dan matinya tidak sempat bertaubat.
BIla Rasulullah SAW mendengar Jibrail mengatakan neraka jahanam utk umat Rasulullah SAW yg sombong, baginda pengsan. Bila sudah sedar, baginda bersabda "Wahai Jibrail, masih adakah umatku yg masuk neraka?
Jibrail menjawab"Ya, iaitu mereka yg lakukan dosa besar dgn sengaja spt minum arak,, judi, zina,riba, hasad dengki, pemarah, gila dunia, gila pangkat dll"
Rasulullah SAW pun menangis dan Jibrail pun ikut menangis sama.

Keutamaan Menahan Marah

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgYr8K6r5vQEvPuvLrz8hVWdvUhKW9EpKHThKk9pWsUs2kaI8tNcVRJtfubXLbQE68VFG0cMl-77ZtdWI72TC-dvPKzDRiCiC8_QVm0waUmisTw4DSiMO_QB7iYw3k6KlqSeOi3CpnWeCF/s320/jangan_marah.jpg

Oleh Ust.Abdurrohim

Diantara maksud dan tujuan disyariatkannya puasa adalah latihan menahan nafsu amarah (suka marah). Orang yang mampu menahan marah lebih baik dan lebih sempurna daripada orang yang suka marah (pemarah). Dan itulah yang disebut orang kuat.
Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda : �Orang kuat itu bukanlah yang menang dalam gulat tetapi orang kuat adalah yang mampu menahan nafsu amarahnya.� (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain, disebutkan hadits dari Ibnu Mas�ud Radliyallahu �anhu Rasulullah bersabda : �Siapa yang dikatakan paling kuat diantara kalian ? Shahabat menjawab : yaitu diantara kami yang paling kuat gulatnya. Beliau bersabda : Bukan begitu, tetapi dia adalah yang paling kuat mengendalikan nafsunya ketika marah.� (HR. Muslim)
Al Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari Anas Al Juba�i , bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda : �Barangsiapa yang mampu menahan marahnya padahal dia mampu menyalurkannya, maka Allah menyeru pada hari kiamat dari atas khalayak makhluk sampai disuruh memilih bidadari mana yang mereka mau.� (HR. Ahmad dengan sanad hasan)
Al Imam Ahmad juga meriwayatkan hadits dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda : �Tidaklah hamba meneguk tegukan yang lebih utama di sisi Allah Subhanahu wa Ta�ala, dari meneguk kemarahan karena mengharap wajah Allah Subhanahu wa Ta�ala.� (Hadits shahih riwayat Ahmad)
Al Imam Abu Dawud rahimahullah mengeluarkan hadits secara makna dari shahabat Nabi, bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda : �Tidaklah seorang hamba menahan kemarahan karena Allah Subhanahu wa Ta�ala kecuali Allah Subhanahu wa Ta�ala akan memenuhi baginya keamanan dan keimanan.� (HR. Abu Dawud dengan sanad Hasan)
Hadits-hadits ini menerangkan keutamaan menahan marah dari pada orang yang mudah marah/pemarah. Dari itu, Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam berwasiat kepada sahabat ketika datang pada beliau untuk meminta wasiat, beliau bersabda dengan diulang-ulang : �Jangan mudah marah..� Lengkap haditsnya adalah sebagai berikut :
�Dari Abu Hurairah Radliyallahu �anhu, bahwa seseorang berkata kepada Nabi Shalallahu alaihi wasallam : berwasiatlah kepadaku. Beliau bersabda : jangan menjadi seorang pemarah. Kemudian diulang-ulang beberapa kali. Dan beliau bersabda : janganlah menjadi orang pemarah� (HR. Bukhari)
Al Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan hadits dari seseorang dari shahabat Nabi Shalallahu alaihi wasallam dia berkata : � Aku berkata : Ya Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam berwasiatlah kepadaku. Beliau bersabda : jangan menjadi pemarah. Maka berkata seseorang : maka aku pikirkan apa yang beliau sabdakan, ternyata pada sifat pemarah itu terkumpul seluruh kejelekan.� (HR. Imam Ahmad)

Berkata Ibnu Ja�far bin Muhammad rahimahullah : �Marah itu pintu seluruh kejelekan.�
Al Imam Ahmad menafsirkan hadits ini dengan mengatakan : akhlak yang mulia itu dengan meninggalkan sifat pemarah.
Al Imam Ibnu Rajab rahimahullah menerangkan maksud hadits ini dengan mengatakan : sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam : �Jangan menjadi pemarah.� Ini mengandung dua kemungkinan maksud :
1.Hadits ini mengandung perintah melakukan sebab-sebab yang menjadikan akhlak yang mulia seperti bersikap lembut, pemalu, tidak suka mengganggu, pemaaf, tidak mudah marah.
2.Hadits ini mengandung larangan melakukan hal-hal yang menyebabkan kemarahan, mengandung perintah agar sekuat tenaga menahan marah ketika timbul/berhadapan dengan penyebabnya sehingga dengan demikian dia akan terhindar dari efek negatif sifat pemarah.
Sehingga Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam mangajarkan cara-cara menghilangkan kemarahan dan cara menghindari efek negatifnya, diantaranya adalah:

1. Membaca ta�awudz ketika marah.
Al Imam Al Bukhari dan Al Imam Muslim rahimakumullah meriwayatkan hadits dari Sulaiman bin Surod Radliyallahu �anhu :
�Ada dua orang saling mencela di sisi Nabi Shalallahu alaihi wasallam dan kami sedang duduk di samping Nabi Shalallahu alaihi wasallam . Salah satu dari keduanya mencela lawannya dengan penuh kemarahan sampai memerah wajahnya. Maka Nabi Shalallahu alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya aku akan ajarkan suatu kalimat yang kalau diucapkan akan hilang apa yang ada padanya. Yaitu sekiranya dia mengucapkan : �Audzubillahi minasy Syaithani rrajiim. Maka mereka berkata kepada yang marah tadi : Tidakkah kalian dengar apa yang disabdakan nabi? Dia menjawab : Aku ini bukan orang gila.�

2. Dengan duduk
Apabila dengan ta�awudz kemarahan belum hilang maka disyariatkan dengan duduk, tidak boleh berdiri.
Al Imam Ahmad dan Abu Dawud rahimahullah meriwayatkan hadits dari Abu Dzar Radliyallahu �anhu bahwa Nabi Shalallahu alaihi wasallam bersabda :
�Apabila salah seorang diantara kalian marah dalam keadaan berdiri duduklah, jika belum hilang maka berbaringlah.�
Hal ini karena marah dalam berdiri lebih besar kemungkinannya melakukan kejelekan dan kerusakan daripada dalam keadaan duduk. Sedangkan berbaring lebih jauh lagi dari duduk dan berdiri.

3. Tidak bicara
Diam tidak berbicara ketika marah merupakan obat yang mujarab untuk menghilangkan kemarahan, karena banyak berbicara dalam keadaan marah tidak bisa terkontrol sehingga terjatuh pada pembicaraan yang tercela dan membahayakan dirinya dan orang lain.
Dalam hadits disebutkan :�Apabila diantara kalian marah maka diamlah.� Beliau ucapkan tiga kali. (HR. Ahmad)

4. Berwudlu
Sesungguhnya marah itu dari setan. Dan setan itu diciptakan dari api maka api itu bisa diredam dengan air, demikian juga sifat marah bias diredam dengan berwudlu.
Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda :
�Sesungguhnya marah itu dari syaithan dan syaithan itu dicipta dari api, dan api itu diredam dengan air maka apabila diantara kalian marah berwudlulah.� (HR. Ahmad dan yang lainnya dengan sanad hasan)
Adapun pemicu kemarahan ada empat, barangsiapa yang mampu mengendalikan maka Allah Subhanahu wa Ta�ala akan dijaga dari syetan dan diselamatkan dari neraka.
Berkata Al Imam Al Hasan Al Bashri rahimahullah :
�Empat hal, barangsiapa yang mampu mengedalikannya maka Allah akan menjaga dari syetan dan diharomkan dari neraka : yaitu seseorang mampu menguasai nafsunya ketika berkeinginan, cemas, syahwat dan marah.�
Empat hal ini yaitu keinginan, cemas, syahwat dan marah merupakan pemicu seluruh kejelekan dan kejahatan bagi orang yang tidak mampu mengendalikan nafsunya.
1. Keinginan, adalah kecondongan nafsu pada sesuatu yang diyakini mendatangkan manfaat pada dirinya, seringnya orang yang tidak mampu menguasai nafsu akan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan keinginannya itu dengan segala cara walaupun harus dengan cara harom, dan terkadang yang diinginkan juga berupa sesuatu yang haram.
2. Cemas, adalah rasa takut dari sesuatu. Orang yang cemas akan berupaya untuk menolaknya dengan segala cara walaupun harus dengan cara harom seperti meminta perlindungan kepada selain Allah.
3. Syahwat, adalah kecondongan nafsu pada sesuatu yang diyakini dapat memuaskan nafsunya. Seringnya orang yang kalah dengan nafsunya memuaskan nafsu syahwatnya itu pada sesuatu yang haram seperti zina, mencuri, minum khamer bahkan pada sesuatu yang menyebabkan kekufuran, kebid�ahan dan kemunafikan.
4. Marah, adalah gelagaknya darah hati untuk menolak gangguan sebelum terjadi atau untuk membalas gangguan yang sudah terjadi. Kemarahan seringnya dilakukan dalam bentuk perbuatan yang diharamkan seperti pembunuhan, pemukulan dan berbagai kejahatan yang melampaui batas. Terkadang dalam bentuk perkataan yang diharamkan seperti tuduhan palsu, mencela dan perkataan keji lainnya dan terkadang meningkat sampai pada perkataan kufur.
Tetapi tidak semua kemarahan itu tercela, ada yang terpuji , bahkan sampai pada tingkatan harus marah yaitu ketika kita melihat agama Allah direndahkan dan dihinakan, maka kita harus marah karena Allah terhadap pelakunya. Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam tidak pernah marah jika celaan hanya tertuju pada pribadinya dan beliau sangat marah ketika melihat atau mendengar sesuatu yang dibenci Allah maka Beliau tidak diam, beliau marah dan berbicara.
Ketika Nabi Shalallahu alaihi wasallam melihat kelambu rumah Aisyah ada gambar makhluk hidupnya (yaitu gambar kuda bersayap) maka merah wajah Beliau dan bersabda :
�Sesungguhnya orang yang paling keras siksaannya pada hari kiamat adalah orang membuat gambar seperti gambar ini.� (HR. Bukhari Muslim)
Nabi Shalallahu alaihi wasallam juga marah terhadap seorang sahabat yang menjadi imam shalat dan terlalu panjang bacaannya dan beliau memerintahkan untuk meringankannya. Tetapi Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam tidak pernah marah karena pribadinya.
Al Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits Anas radhiyallahu anhu :
�Anas membantu rumah tangga Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam selama 10 tahun, maka tidak pernah beliau berkata kepada Anas : �ah�, sama sekali. Beliau tidak berkata terhadap apa yang dikerjakan Anas : �mengapa kamu berbuat ini.� Dan terhadap apa yang tidak dikerjakan Anas,�Tidakkah kamu berbuat begini.� (HR. Bukhari dan Muslim)
Begitulah keadaan beliau senantiasa berada diatas kebenaran baik ketika marah maupun ketika dalam keadaan ridha/tidak marah. Dan demikianlah semestinya setiap kita selalu diatas kebenaran ketika ridha dan ketika marah.
Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda : artinya :
�Ya Allah, aku memohon kepada-Mu berbicara yang benar ketika marah dan ridha.� (Hadits shahih riwayat Nasa�i)
Al Imam Ath Thabari rahimahullah meriwayatkan hadits Anas :
�Tiga hal termasuk akhlak keimanan yaitu : orang yang jika marah kemarahannya tidak memasukkan ke dalam perkara batil, jika senang maka kesenangannya tidak mengeluarkan dari kebenaran dan jika dia mampu dia tidak melakukan yang tidak semestinya.�
Maka wajib bagi setiap muslim menempatkan nafsu amarahnya terhadap apa yang dibolehkan oleh Allah Subhanahu wa Ta�ala, tidak melampaui batas terhadap apa yang dilarang sehingga nafsu dan syahwatnya menyeret kepada kemaksiatan, kemunafikan apalagi sampai kepada kekafiran.
Kesempatan baik ini untuk melatih diri kita menuju sifat kesempurnaan dengan menghilangkan sifat pemarah dan berupaya menjadi orang yang tidak mudah marah.
Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda : �Bukanlah puasa itu sekedar menahan makan dan minum. Sesungguhnya puasa itu (adalah puasa) dari perbuatan keji dan sia-sia. Apabila ada orang yang mencelamu atau membodohimu maka katakanlah : sesungguhnya aku sedang berpuasa, sesungguhnya aku sedang berpuasa.� (HR. Ibnu Huzaimah dengan sanad shahih)
Wallahu a�lam bishawab.

(Dikutip dari artikel Keutamaan Menahan Marah, ditulis oleh ustaz Abdurrahim)

Saturday, August 22, 2009

RAMADHAN BULAN AL QURAN

RAMADHAN
BULAN AL QURAN

Jabatan Hal Ehwal Agama Terengganu

http://www.jheat.terengganu.gov.my

Siri 37/2008

Khutbah Jumaat

Multimedia

19 RAMADHAN 1429H

BERSAMAAN

19 SEPTEMBER 2008M

Tajuk Khutbah

Pesanan Taqwa

  • Tingkatkan Taqwa Ke Hadhrat Allah Taala
  • Junjung Segala Perintah Allah
  • Jauhi Larangan Allah
  • Bahagialah Orang Yang Bertaqwa

Ketahuilah….

  • Ramadhan juga dikenali bulan Al-Quran
  • Bulan diturunkan Al-Quran kepada nabi kita Muhammad s.a.w
  • Al-Quran sebagai pendoman hidup ummat manusia
  • Menerangi kesejahteraan hidup dunia dan kebahagian di akhirat
  • Bahagialah orang berpegang teguh dengan ajaran Al-Quran dansesatlah orang yang ingkarinya.

Firman Allah Dalam Surah Al Baqarah Ayat 125:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ....ألأية

Maksudnya:

Bulan Ramadhan yang padanya diturunkan Al Quran menjadi petunjuk bagi sekelian manusia dan menjadi petunjuk yang menjelaskan keterangan-keterangan antara yang benar dan yang salah….

IBNU TAIMIYYAH MENEGASKAN:

  • Sesiapa yang tidak baca Al Quran bermakna menjauhkan/meninggalkan Al Quran

  • Sesiapa membaca Al Quran tanpa memahami maknanya juga meninggalkan Al Quran

  • Sesiapa yang baca dan faham maknanya tetapi tidak mengamalkannya juga meninggalkan al quran.

Apakah tanggungjawab kita
terhadap kitab suci Al Quran?

  • Bulan Ramadhan Untuk Muhasabah/Renung Peranan Al QuranDalam Kehidupan Kita


  • Setiap Muslim Mesti Yakin Kepada Kalam Allah Bukan Ciptaan Manusia Mahupun Nabi Muhammad



  • Beriman Kepada Al Quran Termasuk Rukun Iman.

Firman Allah Dalam Surah Al Baqarah Ayat 1 Dan 2:

"الـم .ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ“


Maksudnya:

Alif.Lam.Mim. kitab al quran ini tidak ada sebarang syak padanya(tentang datangnya dari allah dan sempurnanya);ia pula menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa

AL QURAN AL KARIM

  • Adalah sumber kebenaran.
  • Tidak ada keraguan padanya.
  • Sebagai jalan hidup yang lurus.
  • Sarat dengan panduan hidup.
  • Dapat memajukan hidup muslim.
  • Sumber ilmu pengetahuan.
  • Meliputi kepentingan duniawi dan ukhrowi.

AL QURAN RUJUKAN UTAMA

  • Mendasari seluruh kehidupan manusia.
  • Elakkan dari menjadikan Al Quranbarangan hiasan yang tergantung di dinding-dinding dan diukir pada perabut semata-mata tanpa mengambil iktibar darinya.

Di antara tuntutan Al Quran yang mesti dilaksanakan ialah:-

Pertama:

Mempelajari Al Quran Dan Mengajarkannya.

Sabda baginda rasulullah s.a.w:

"خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ". (حديث رواية بخاري)

Maksudnya:

sebaik-baik kamu ialah orang yang mempelajari Al Quran (membaca dan memahami maknanya) dan

mengajarkannya.

    Kedua:

    Sentiasa membaca Al Quran.

    Sabda rasulullah s.a.w:

    "اقْرَؤُوْا القُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا ِلأَصْحَابِهِ"

    ( حديث رواه مسلم)

    Maksudnya:

    Bacalah Al Quran kerana Al Quran akan datang pada hari qiamat memberi syafaat kepada pembacanya.”

Budaya Membaca Al Quran

  • Tidak terhad di bulan Ramadhan sahaja bahkan setiap masa.

  • Tingkatkan kuantiti dan kualiti bacaan Al Quran terutama dalam bulan Ramadhan kerana ganjaran besar yang disediakan oleh Allah melalui amalan-amalan soleh.

  • Menjaga adab dan peraturan membaca Al Quran.

Baginda Rasulullah
Bertadarus Al Quran Bersama Jibril Alaihissalam.

Riwayat ibnu abbas r.a:

"كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمِ أَجْوَدُ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُوْنُ فِيْ رَمَضَانَ حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيْل وَكَانَ جِبْرِيْل يَلْقَاهُ فِيْ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَان فَيُدَارِسُهُ القُرْءَان فَلِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيْلَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيْحِ الْمُرْسَلَة." (متفق عليه)

Maksudnya:

“Rasulullah s.a.w adalah seorang yang sangat pemurah kepada orang lain, lebih-lebih lagi pada bulan Ramadhan ketika baginda didatangi oleh Jibril Alaihissalam datang berjumpa baginda pada setiap malam lalu mengajar Al Quran kepada baginda. Sesungguhnya baginda bersifat pemurah dengan bersegera melakukan kebaikan umpama angin yang bertiup kencang.”

    Ketiga:

    Memahami dan menghayati maksud, makna, pengertian yang tersurat dan tersirat dalam kitab Al Quran.

  • Kefahaman yang tepat dan betul amat penting dari isi Al Quran.
  • Dapat memerangi ajaran sesat dan kebatilan.

KEPENTINGAN AS SUNNAH

  • Sumber rujukan utama menerangkan maksud yang kabur dalam Al Quran.

  • Al Quran dan As Sunnah teman serangkai sebagai rujukan utama ummat Islam.

Keempat:
Memahami ayat Al Quran dengan mendalam untuk Taqarrub kepada Allah

Firman Allah dalam surah Al Anfal Ayat 2:

"إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ"

Maksudnya:

”sesungguhnya orang yang beriman itu(yang sempurna imannya) ialah mereka yang apabila di sebut nama allah gementarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatnya menjadikan mereka bertambah iman dan kepada tuhan mereka jualah mereka berserah.”

  • Wajib laksana setiap ajaran Al Quransamada suruhan atau larangan
  • Agar sentiasa berada di atas landasan yang benar lagi lurus.

Kelima :
Menterjemahkan setiap suruhan dan larangan dalam realiti kehidupan.

  • Rasulullah telah melantik sahabatnya Mus’ab bin Umair sebagaiAdda’ie ke Madinah dan digelar oleh masyarakat sebagai Al Muqri’ kerana beliau mengajar dan menyampaikan ajaran Al Quran.

Keenam:
Wajib mengajar, menyampai dan mendakwahkan Al Qurankepada sekalian manusia.

Apakah Kita Telah Beriman Kepada Al Quran Dalam Erti Kata Yang Sebenarnya?. Kalau Belum ..

BERSEGERALAH …

Membuat Perubahan Diri…

BERMUHASABAHLAH!!

FIRMAN ALLAH DALAM SURAH AL ISRA’ AYAT 9:

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم

إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا.

Maksudnya:

sesungguhnya al quran ini memberi petunjuk ke jalan yang amat benar(agama islam)dan menyampaikan berita yang mengembirakan bagi orang yang beriman yang beramal soleh bahawa mereka beroleh pahala yang amat besar.

Doa Antara Dua Khutbah

Khutbah Kedua

Pengisian Amalan Hidup Sebelum Bertemu Allah

  • Hayatilah Ajaran Islam Dengan

Mengamalkannya Dalam Kehidupan.

  • Mantapkanlah Keimanan Kita.
  • Lipatgandakanlah Amalan Soleh.
  • Perelokkanlah Akhlak Mulia.

10 Malam Terakhir Ramadhan

  • Jejaki/Carilah Lailatul Qadr ..satu malam Lebih Baik Dari 1000 Bulan bagi mereka yang beramal soleh padanya.

  • TingkatkanAmalanTerawih,tadarus, bertahajud,bersedekah Dan Seumpamanya.

FIRMAN ALLAH DALAM SURAH AL BAQARAH AYAT 277:

"إِنَّ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَعَمِلُوْا الصَّالِحَاتِ وَأَقَامُوْا الصَّلاَةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُوْنَ."

Maksudnya:

Sesungguhnya orang yang beriman dan beramal soleh mengerjakan solat serta memberikan zakat mereka beroleh pahala di sisi tuhan mereka dan tidak ada kebimbangan dari berlakunya sesuatu yang tidak baik terhadap mereka dan mereka pula tidak akan berdukacita.

Firman Allah Surah Al-Ahzab , Ayat : 56

Maksudnya:

Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya sentiasa berselawat ke atas Nabi Muhammad s.a.w., wahai orang-orang yang beriman! Berselawatlah kamu ke atasnya serta ucapkanlah salam sejahtera dengan penghormatan ke atasnya dengan sepenuhnya.

Ya Allah,

Ampunilah orang mukmin lelaki dan perempuan samada yang masih hidup atau yang telah meninggal. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Memperkenankan Doa.

Ya Allah,

Peliharakanlah Seri Paduka Baginda Yang Dipertuan Agong Al Wathiqu Billah Tuanku Mizan Zainal Abidin Ibni Al Marhum Sultan Mahmud Al Muktafibillah Shah Dan Seri Paduka Baginda Raja Permaisuri Agong Tuanku Nur Zahirah. Peliharakanlah Zuriat-zuriatnya Serta Kaum Kerabatnya.

Ya Allah,

Peliharakanlah Pemangku Raja, Tengku Mohammad Ismail Ibna Al-Wathiqi Billah Sultan Mizan Zainal Abidin.

Dan Selamatkanlah Pemimpin-Pemimpin Kami Serta Seluruh Umat Islam di Negeri dan Negara Kami.

    Ya Allah, muliakanlah Islam dan orang-orang Isl,am, hinakanklah kesyirikan dan orang yang syirik,musnahkanlah musuh-musuh Allah, dan jadikanlah negeri ini sebagai negeri yang aman makmur .

    Ya Allah..sesungguhnya engkau yang maha pemaaf yang mulia,ampunkanlah kami,ibu bapa kami dan seluruh muslimin dan muslimat.

    Ya Allah,Jadikanlah kesudahan ramadhan bagi kami dengan keredhaanmu.

    Ya Allah, Kurniakanlah Kepada Kami Kebaikan Di Dunia Dan Kebaikan Di Akhirat Serta Hindarilah Kami Dari Seksa Neraka.

Sesungguhnya ALLAH menyuruh berlaku adil, dan berbuat kebaikan, serta memberi bantuan kepada kaum kerabat dan melarang daripada melakukan perbuatan-perbuatan keji dan mungkar serta kezaliman. Ia mengajar kamu (dengan suruhan dan larangannya ini) supaya kamu mengambil peringatan mematuhinya.


Maka Ingatlah Allah Yang Maha Agung Nescaya Dia Akan Mengingatimu Dan Bersyukurlah Di Atas Nikmat-nikmatnya Nescaya Dia Akan Menambahkan Lagi Nikmat Itu Kepadamu, dan Pohonlah Dari Kelebihannya, Nescaya Akan Diberikannya Kepadamu. Dan Sesungguhnya Mengingati Allah Itu Lebih Besar (Faedah Dan Kesannya) Dan (Ingatlah) Allah Mengetahui Apa Yang Kamu Kerjakan.

Wednesday, August 19, 2009


AMALAN DI BULAN RAMADHAN

Sebaik-baik amalan di bulan Ramadhan ialah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a:
Sesungguhnya Rasulullah s.a.w bersabda: “Apabila datang bulan Ramadhan, maka tibalah bulan yang memberi berkat, iaitu diwajibkan oleh Allah S.W.T ke atas kami berpuasa sebulan di bulan Ramadhan, dibuka pintu syurga dan ditutup pintu neraka jahannam, diikat syaitan-syaitan di bulan Ramadhan, ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, sesiapa yang memuliakan, maka ia mendapat kemuliaan daripada Allah”.

Oleh itu pada bulan yang mulia ini hendaklah kita sentiasa melakukan sebanyak mungkin amalan kebajikan selagi mampu kerana setiap amalan yang dilakukan pada bulan ini akan dilipatgandakan pahalanya. Antara amalan yang boleh boleh dilakukan pada bulan Ramadhan adalah dengan memperbanyakkan membaca al-Quran secara tadarus berkumpulan atau secara sendirian, berdoa, solat sunat dan terawih secara berjamaah di surau atau di masjid, sedekah dan bersahur. Ini kerana ada sebuah hadis yang menyebut bahawa:

“Orang yang sembahyang pada bulan Ramadhan, setiap kali sujud, akan dikurniakan kepadanya 1700 kebajikan, dan dibinakan rumah di dalam syurga daripada permata. Bagi orang yang berpuasa dan beribadah 70 ribu malaikat akan meminta ampun baginya daripada pagi hingga tenggelam matahari dan dibina sebuah mahligai baginya”.

Selain itu, terdapat juga hadis dari Jabir dari Nabi s.a.w:
“Apabila malam terakhir dari bulan Ramadhan datang, maka menangislah seluruh langit, bumi dan para malaikat, kerana musibah yang akan menimpa umat Muhammad” Rasulullah s.a.w ditanya: “Musibah apakah ya Rasulullah?” Nabi s.a.w menjawab: “Perginya bulan Ramadhan, kerana di dalam bulan Ramadhan itu semua doa-doa dikabulkan, semua sedekah diterima dan semua kebaikan dilipatgandakan pahalanya serta seksa pun dihentikan”. “Apakah ada musibah yang lebih besar daripada perginya bulan Ramadhan?”, “Kalau semua langit dan bumi menangis demi kepentingan kita, maka tentu kita lebih banyak menangis dan lebih menyayangkannya kerana terputusnya segala keutamaan dan kemuliaan”.


Hadis ini menunjukkan bahawa amalan-amalan orang yang berpuasa sentiasa dalam pemerhatian Allah S.W.T. dan barangsiapa yang banyak berdoa dan ikhlas dalam amalannya, nescaya Allah akan memakbulkan doa orang-orang yang bertakwa.
Seterusnya terdapat hadis daripada Abu Hurairah r.a katanya:
“Aku dengar Rasulullah s.a.w bersabda: “Jangan kamu tolak orang yang meminta walaupun dia kafir”, kata seorang sahabat, “Ya Rasulullah! Adakah kami bersedekah dengan sesuatu dari harta kami kepada orang kafir?”, Jawab Nabi: “Mereka juga adalah makhluk Allah. Hakikatnya sedekah itu jatuh pada tangan Tuhan Yang Maha Merahmati”.

Ini menjelaskan bahawa amalan bersedekah ini sangat dimuliakan di sisi Allah walaupun sedekah tersebut dihulurkan kepada orang kafir. Ini kerana yang dinilaikan di sisi Allah ialah keikhlasan hati seseorang dalam menghulurkan hartanya kepada orang lain dan keikhlasannya dalam melaksanakan sesuatu ibadah.

Ianya juga meneladani sifat Ar Rahman dan Ar Rahim di sisi Allah S.W.T, di mana dengan sifat Ar-Rahman iaitu penyayangnya Allah kepada makhluk di syariatkan sedekah yang boleh diluaskan pemberiannya kepada semua makhluk sekalipun kafir. Begitu juga dengan sifat Ar Rahim iaitu Maha Pengasihnya Allah kepada orang-orang yang beriman kepadaNya, dikiaskan dengan perlaksanaan ibadah zakat yang hanya dikhususkan kepada umat Islam memberi dan menerimanya.

Sesungguhnya Islam itu tidak membebankan hambanya. Oleh itu orang yang berpuasa juga digalakkan melakukan amalan bersahur pada pertengahan malam sehingga terbit fajar dan sunat dilewatkan. Ini bagi mengelakkan mereka dari merasa lapar ketika melakukan ibadah puasa pada keesokan harinya.

Dari Zaid bin Thabit berkata: “Kami bersahur bersama Rasulullah s.a.w, lalu kami berdiri untuk menunaikan solat, saya bertanya: “Berapakah jarak antara keduanya?” Ujar Nabi s.a.w: “50 ayat (lebih kurang 15 minit)”.

(Riwayat Bukhari dan Muslim)

أهلا يا رمضان
Ihsan Mimbar Ulama

Tuesday, August 4, 2009

Mengenali perwatakan putera-puteri DUNIA

Perkara yang amat dibimbangi oleh Rasulullah SAW akan berlaku kepada umatnya ialah terlalu menuruti kehendak hawa nafsu dan angan-angan yang panjang.Sesungguhnya angan-angan yang berlarutan akan mengakibatkan manusia lalai daripada mengingati akhirat.Tidak ada pembetulan yang dapat dilakukan atas segala kesilapan dan kesalahan yang telah dilakukan,tetapi disanalah tempat bagi manusia merasai kebahagiaan atau penyesalan yang tidak berkesudahan.

Angan-angan tidak ada penghujungnya.Ia tidak berjejak di alam nyata,malah banyak kosong semata-mata.Justeru angan-angan bukanlah cita-cita,kerana cita-cita memerlukan tindakan dan usaha yang bersungguh-sungguh bagi mencapai apa yang diimpikan.Sebaliknya angan-angan adalah khayalan,ibarat lakonan di alam fantasi.Ia adalah seperti mengharungi lautan yang luas yang tidak berpantai.
Orang yang terperangkap dalam angan-angan pasti lupa kepada tujuan hidup di dunia ini.Masa depannya hanyalah khayalan.Jikapun dia tahu tentang akhirat,namun dia tidak begitu meyakininya.Apapun yang akan terjadi kepada dirinya di Akhirat kelak tidak pernah difikirkannya.Sekalipun ada pihak yang mengingatkan dia tentang perlunya membuat persediaan menghadapi hari Akhirat,dia tetap menganggap Akhirat itu masih terlalu jauh dan masa yang ada masih terlalu banyak.
Golongan yang dilalaikan dengan angan-angan sentiasa menangguhkan amalan fardhu atau amal kebajikan.Jika ketika itu telah masuk waktu solat fardu,apabila rakan-rakan mengajak nya pergi ke masjid untuk menunaikan solat berjemaah,di akan menjawab:"pergilah dulu".Demikian juga andainya dia mempunyai harta dan wang ringgit yang membolehkannya menunaikan fardu haji,dia tidak akan berbuat demikian,sebaliknya akan menangguhkannya dengan berbagai-bagai alasan.
Manusia yang dilamun angan-angan tidak akan menjadualkan masa dalam kehidupan mereka.Masa adalah usia.Walaupun masa berlalu,namun dia tidak berasa usianya semakin susut dan terbuang secara sia-sia kerana lamunan angan-angan yang panjang.Dia tidak pernah terfikir bahawa kematian semakin menghampirinya.
Umur manusia adalah antara anugerah Allah SWT yang amat berharga tetapi terbatas.Umur atau usia yang akan dipertanggungjawabkan ke atas diri seseorang di Akhirat kelak dan dia kan ditanya ke manakah umur itu dipergunakan.
Usia bergerak pergi meninggalkan manusia seperti pergerakan bumi dan cakerawala yang lain,terus melangkah tanpa tangguh.Setelah usia berlalu,tiada sesiapapun yang dapat melambai dan mengajaknya kembali.
Selain itu,Rasulullah SAW menyatakan bahawa Akhirat juga bergerak mendatangi manusia.Apabila umur manusia berjalan pergi dan Akhirat melangkah mendatangi manusia,maka ini bererti akan semakin cepatlah pertemuan manusia dengan Akhirat itu.Ibarat dua orang yang menaiki dua kenderaan yang berbeza dari arah yang bertentangan dijalan raya.Walaupun kedua-duanya bergerak dari jarak yang jauh,namun oleh sebab kedua-duanya bergerak arah yang bertentangan,maka lebih cepatlah kenderaan tersebut bertemu.
Gambaran itu begitu jelas bahawa manusia dan alam Akhirat akan bertemu segera kerana kedua-duanya sedang bergerak pantas untuk bertemu.Hanya orang yang sedang dilamun angan-angan sahaja yang tidak menyedari umurnya sedang bergerak pergi dan Akhirat pula kian mendatanginya.Angan-angan yang panjang melalaikan mereka daripada menyedari hakikat itu.
Orang yang berangan-angan panjang tidak akan memikirkan saat kedatangan Kiamat yang akan menghancurkan alam ini.Justeru,dia tidak pernah memikirkan persiapan bekalan yang patut disediakan semasa hidup di dunia bagi kepentingan Akhirat.Walaupun usia dunia ini adalah seperti orang tua yang sudah terlalu bongkok dan akan menemui ajalnya,namun orang yang sedang dilamun angan-angan tidak akan menyedari hakikat itu.Mereka akan terkejut besar sebaik sahaja dunia ini menemui ajalnya apabila kiamat berlaku.
Dunia mempunyai penyokong dan akhirat juga ada pengikut masing-masing.Kedua-duanya mempunyai putera-puteri masing-masing.Siapakah yang akan menjadi putera dunia serta penyokongnya dan siapa pula yang menjadi putera akhirat dan penyokongnya?Kesemuanya dapat dikenali melalui tingkah laku,sikap dan pendirianmereka kerana setiap pendirian dan sikap seseorang akan membuahkan tindakan.
Siapakah putera dunia?Mereka adalah orang-orang yang mentaati hawa nafsu atau menjadikan nafsu sebagai tuhan.Mereka berasa bahagia terhadap seruan mungkar,menghayatinya dengan segala keupayaan diri dan kekutan harta benda,serta berasa bahagia apabila berada dalam suasana mungkar itu.Mereka yang melakukan sebarang usaha hanya untuk kesenangan hidup di dunia yang sementara ini,adalah tergolong sebagai putera dunia.
Putera dunia adalah mereka yang bergiat di sekeliling kehidupan duniawi tanpa menghubungkannya dengan Akhirat.Mereka memiliki kesenangan hanya untuk kepentingannya sendiri.Orang lain seolah-olah tidak ada kaitan denagn dirinya,sekalipun disekeliling mereka ramai orang yang menderita.
Sementara itu,putera Akhirat adalah orang yang kehidupannya berteraskan akidah yang sebenar serta amalan yang bersumberkan syariat yang dibawa oleh Rasulullah SAW.Putera akhirat adalah orang yang mempertahankan kebenaran islam,sedia mempertaruhkan jiwa dan raga demi membela islam,selain menghindari dan memerangi segala yang berbentuk mungkar serta maksiat.
Putera dunia dan putera akhirat mempunyai perbedaan yang jelas.Antara kedua-duanya yang berlainan anutan itu tidak mungkin bersatu.

Sunday, August 2, 2009

BERJAYA krn menghayati AL-FATIHAH

Setiap Insan mempunyai dua kekuatan yang bakal mendorongnya ke arah kejayaa. Kekuatan Ilmu teori yang dipelajari dan kekuatan Amalan yg lahir melalui kehendak. Demikianlah kejayaan dan kebahagiaan itu bakal dikecapi sekiranya kedua-dua kekuatan ini sempurna.

Untuk mencapai kesempurnaan kekuatan yang pertama iaitu kekuatan ilmu, individu itu mesti mengenali penciptanya, mengetahui nama-nama dan sifat-sifatNya, mengenal jalan-jalan untuk berhubung denganNya dan juga mengenal ujian-ujian dariNya. Selain itu, ia perlu juga mengenal dirinya sendiri tentang kelebihan dan juga kekurangannya. Demikianlah ciri2 yang perlu ada dalam diri individu yang ingin memenuhi kekuatan Ilmunya.

Kesempurnaan yang kedua, kesempurnaan kekuatan Amalan, ia tidak akan dapat dicapai kecuali dengan mengetahui hak-hak Allah terhadap hambanya terlebih dahulu, melakukan setiap amalan itu dengan ikhlas, jujur, ehsan keranaNya, mengikut sunnah Rasulullah, dan mensyukuri segala kurniaanNya.

Begitulah hubungan orang Islam dengan Allah Tuhan langit dan bumi ini. Menjalani kehidupan di dunia ini dengan iringan kesedaran yang berterusan tentang hak-hak dan kewajipan-kewajipan yang patut dipenuhi oleh seorang hamba kepada penciptanya.

Oleh itu, dalam menyempurnakan kekuatan Ilmu dan Amalan ini kita hanya memerlukan pertolongan atau ma'unah daripada Allah iaitu petunjukNya yang satu ( صراط المستقيم ). Petunjuk dan hidayah yang pernah diturunkan kepada para Auliya' dan Anbiya' sebelum ini demi memelihara Ilmu dan Amalan mereka. Sekiranya Ilmunya itu musnah, maka ia akan tergolong dalam golongan yang sesat ( الضالين ) dan sekiranya Amalannya pula musnah dek ketandusan hidayah ini, ia akan tergolong dalam golongan yang dimurkai ( المغضوب عليهم).

Kesempurnaan Insan dan kebahagiaannya itu amat memerlukan kepatuhan terhadap undang-undang Allah yang telah dinukilkan di dalam Al-Quran Al-Karim. Sesungguhnya isi kandungan keseluruhan al-quran itu terkandung di dalm surah AL-FATIHAH. MasyaAllah...begitu sempurna dan unik undang-undang Allah itu.

Bermula dengan ( الحمد لله رب العالمين ، الرحمن الرحيم ، مالك يوم الدين ) . Pada potongan awal surah ini terdapat satu tuntutan mengenal Allah s.w.t, nama2Nya, sifat2Nya dan sunnahNya. Nama-nama yang terkandung dalam potongan pertama itu adalah asas terbinanya nama2 Allah Mulia (Asma' Al-Husna). الله...الرب..الرحمن.. merupakan 3 nama asas bagi 99 atau 100 asma'ul husna itu. Nama الله itu menunjukkan sifat Allah yang
Uluhiyyah dan nama الرب menunjukkan sifat Rububiyyah Allah s.w.t. manakala nama الرحمن itu terkandung dalamnya sifat pemurahNya, kasih-sayangNya, ihsanNya dan sebagainya. Dan begitulah nama2 dan sifat2Nya yang lain itu berdiri di atas 3 nama asas tersebut.

Disambung lagi dengan ayat ( إياك نعبد وإياك نستعين ) .Potongan kedua ini terkandung di dalamnya tuntutan mengetahui jalan untuk berhubung dengan Allah s.w.t. Beribadah kerana Allah bukan bermaksud melakukan amalan untuk mendapat kasih sayang dan redhoNya sahaja, tetapi juga untuk mendapat perlindungan dariNya. Hanya selayaknya kepada Allah s.w.t kita menghambakan diri dan meminta pertolongan. ( اهدنا الصراط المستقيم ) Ayat ini pula menerangkan bahawa manusia ini hanya akan mencapai kebahagian dan kejayaan jika ia istiqamah di jalan yang satu2nya benar itu (
sirotol mustaqim) . Dan untuk mencapai tahap istiqomah di jalan yang benar ini, ia memerlukan Hidayah dari Allah s.w.t. Seperti mana ia amat memerlukan pertolongan atauma'unah Allah dalam beribadah,.. begitu juga ia amat memerlukan hidayah untuk istiqomah di jalan yang benar ini.

( غير المغضوب عليهم ولا الضالين ) Akhir sekali...Allah menerangkan dua cabang kecenderongan sekiranya manusia tidak istiqomah di jalan yang benar itu. Samaada cenderong kepada golongan yang sesat kerana kemusnahan Ilmu dan kepercayaannya atau cenderong kepada golongan yang mendapat kemurkaan Allah s.w.t kerana musnahnya matlamat dan amalannya.

Oleh itu, dapatlah kita simpulkan bahawa pada permulaan surah al-fatihah ini adalah rahmat, pertengahannya adalah hidayah, dan penghujungnya adalah nikmat. Maka beruntunglah kepada sesiapa yang mendapat Nikmat kerana ia telah dikurniakan Hidayah, dan beruntunnglah kpd sesiapa yang mendapat Hidayah kerana sesungguhnya ia telah dikurniakan Rahmat dari Allah s.w.t. Semuanya kembali kepada Nikmat dan RahmatNya yang didasari oleh
Rububiyyah Allah s.w.t yg memberi nikmat dan pemberi rahmat itu, dan Uluhiyyah Allah s.w.t yang Hak yang selalu ditentang oleh musyrikin dulu kini dan selamanya.

Maka berjayalah sesiapa yang mempelajari, menghayati dan mengamalkan makna surah al-fatihah dimana2 shj ia berada dan di segenap amalan baik yang dilakukannya terutama dalam ibadah khususiyyah. Semoga kalian pembaca akan diangkatkan darjat di sisi Allah dan juga di sisi orang awam yang turut melakukan ibadah kepada Allah s.w.t.
Wallhu a'lam..